JAKARTA OSOJI CLUB, Ketiga Warga Asing Peduli Akan Kebersihan Jakarta




“Adakah yang mau bersih-bersih bersama saya ?” Begitu salah satu penggalan tulisan dari Tsuyoshi Ashida di Koran berbahasa Jepang yang terbit di Ibu Kota, Jakarta Shinbun, pada April 2012.  Di tulisan yang mirip surat pembaca itu ia mencantumkan nomor telepon dan alamat surat elektronik untuk dihubungi. Ia berharap bisa mengumpulkan pembaca yang peduli dengan kebersihan di Jakarta, kota yang ia tinggali.

Ia memperhatikan, tiap digelar kampanye politik, sesudahnya akan banyak sampah berserakan. Padahal, jika sang kandidat melakukan aksi memungut sampah, tentu akan baik dampaknya. Tapi tak ada yang sampai mau melakukan hal itu. Alih-alih cuma mengkritik atau merutuki keadaan, ia mengajak orang-orang untuk melakukan sesuatu untuk hal ini. Lewat tulisan itu ia mengajak orang-orang bergabung di Jakarta Osoji Club. Osoji dalam bahasa Jepang berarti bersih-bersih.

Klub yang dirintisnya ini, kini memiliki 30 anggota tetap, 20 di antaranya merupakan ekspatriat Jepang yang tinggal di Jakarta. Mereka berkumpul dua pekan sekali di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, untuk memunguti sampah. Dengan kostum berupa kaus hijau, topi, sarung tangan, dan alat penjepit sampah, keberadaan mereka mudah dikenali. Pagi hari mereka datang ke komplek olahraga itu untuk membersihkan sampah yang berceceran. Peralatan pun mereka siapkan sendiri.

Ashida yang sehari-hari adalah direktur utama di sebuah perusahaan di Jakarta ini meluangkan akhir pekannya untuk membantu membersihkan Gelora Bung Karno. Jakarta Osoji Club yang terbentuk pada 27 Apil 2012 ini memang sengaja memfokuskan kegiatannya di Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta. Mereka berjanji baru akan pindah kalau di komplek olahraga ini orang-orang yang datang sudah tidak buang sampah sembarangan.



Komunitas ini juga bekerja sama dengan petugas kebersihan Gelora Bung Karno untuk pembuangan sampah setelah sampah terkumpul. Memang hal yang membuat miris adalah, usai diselenggarakannya suatu acara di Gelora Bung Karno, selalu akan dijumpai tumpukan sampah di sana-sini. Yang membuang sampah sembarangan juga seakan tak peduli karena merasa sampah tersebut akan ada yang membersihkan. Oleh karena itu, mereka pun berharap, timbul kesadaran warga Jakarta untuk menjaga lingkungannya.

Agar gaungnya menjadi lebih besar, komunitas ini pun terbuka bagi siapa saja yang ingin ikut terlibat. Mereka memang ingin mengembangkan komunitas ini ke depannya dengan menambah anggota tetap. Untuk yang ingin menjadi anggota dadakan pun dipersilahkan untuk langsung bergabung. Peserta tinggal menyiapkan sarung tangan sendiri, sementara alat pencapit sampah dan plastik disediakan komunitas.

Virus Jakarta Osoji Club ini pun kini mulai menyebar ke kota lain. Saat ini, di Surabaya baru saja terbentuk Surabaya Osoji Club yang juga digerakkan oleh warga Jepang yang tinggal di sana. Jakarta Osoji Club pun juga berencana mengunjungi sekolah-sekolah dasar di Jakarta untuk menceritakan kegiatannya sekaligus kampanye membuang sampah yang benar. Komunitas ini akan memprioritaskan edukasi tentang kebersihan dan sampah bagi siswa SD kelas satu hingga kelas empat. Mereka meyakini jika ditanamkan sedini mungkin soal kebiasaan membuang sampah maka akan tertanam hingga dewasa.

Kalau ditanya bagaimana caranya membersihkan sampah di Jakarta yang seluas ini, tentu mereka tidak tahu. Tapi mereka yakin kalau para orang asing berkumpul, lalu bersama-sama memungut sampah, lambat laun akan mendapat perhatian khalayak luas. Membersihkan sampah bukan masalah siapa yang mengambil inisiatif terlebih dahulu. Tapi di komunitas ini, mereka menantang seluruh warga Jakarta, bahwa bila ada kemungkinan untuk membersihkan kota Jakarta, meskipun dilakukan dengan hal kecil, pada akhirnya nanti akan berubah menjadi sesuatu yang besar.
   

Komentar